Selasa, 28 Februari 2017

Snack vs Snake ...

Embun pagi di hari Sabtu...
Aku sedang memarkir motor disaat seorang yang tak asing lewat di depanku. Mataku terus menatapnya hingga aku pun tersadar bahwa antrian panjang telah aku sebabkan di parkiran.

Pupuk yang berkualitas akan menghasilkan padi yang baik. aku berpikir bahwa, tak hanya pupuk yang di butuhkan oleh sang padi, tetapi proses yang dilakukan oleh sang petani juga merupakan hal terpenting untuk menghasilkan padi yang baik. Aku adalah sang petani dan dia adalah pupuk sedangkan padi yang baik adalah asa ku.

Padiku hampir layu bahkan tak terurus lagi...
Aku lelah berada dalam pengekangan oleh hati yang egois dan selalu ingin mencinta.
Aku sadar jika mengharapkan sesuatu yang besar, maka bersiaplah untuk menerima risiko yang besar pula.
Pengekangan yang hampir setengah tahun membebaniku dengan pikiran sia-sia tentang seorang kakak kelas yang namanya pun tak ku tahu.
Lelah! bosan! Tapi keegoisan hati meluluhlantakkan semua perasaan lelah dan bosan tersebut.
Aku malas berbeda pendapat dengan hatiku. aku bahkan harus membenci diriku saat itu. menyendiri dan tak mau melihat apa yang harus aku tinggalkan...

Padiku semakin layu...
Hatiku masih bersikukuh dengan keegoisannya, namun otakku sudah mau meninggalkan padi itu dan membiarkannya dimakan rumput liar. Salah! rumput liar tumbuh dengan sangat cepatnya. aku merasa acuh tak acuh akan hal itu...
Namun, suatu ketika aku dan hatiku datang dan membasmi semua rumput itu hingga habis tak tersisa. rasa lelah, bosan dan masa bodo adalah rumput liar. rumput yang awalnya kubiarkan tumbuh kini aku yang memusnahkannya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar